Selamat Datang di Blog Yang Sederhana Ini..Semoga menjadi Berkat Bagi Sobat dan Keluarga....AMEN..!!

Pondasi Pengajaran yg berbuah

Emas, Perak, Batu permata, Kayu, Rumput Kering dan Jerami adalah simbolisasi material yang dimana menunjukan bahwa pekerjaan orang percaya suatu saat nanti akan diuji dengan api.
Ketika Rasul Paulus menyampaikan kepada jemaat di Korintus (2 Kor 3 :1-23) , ia mengumpamakan bahwa pekerjaan seseorang yang menyangkut kualitas pondasi bangunan rohani dirinya masing-masing adalah material yang ketika diuji oleh api apakah terbakar atau tidak.
Namun persyaratan utamanya adalah ; 1Co 3:11  Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Baik Emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering dan bahkan jerami adalah representasi dari orang-orang percaya (bukan orang yang tidak percaya), yang sama-sama memiliki satu dasar yang telah diletakan. Jelas bahwa pondasi utamanya adalah Kristus Yesus, kemudian pondasi diatas dari pondasi utama tersebutlah bisa berupa emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering bahkan jerami.
Yang menarik adalah gradiasi (tingkat jenjang) antara unsur-unsur material tersebut, yang dapat di saksikan dalam gambar dibawah ini

 gbr1
 Ada beberapa pendalaman yang dapat ditelusuri dalam gradiasi material pondasi tersebut, dimulai dari suatu gambaran besar yang dapat diperhatikan pada grafis dibawah ini
gbr 2
ARTIKULASI MATERIAL PONDASI (WHAT)
Mungkin karena Rasul Paulus adalah seorang yang memiliki pekerjaan sebagai tukang kemah (Kis 18:2-3), Paulus sangat memperhatikan bagaimana suatu pondasi dari suatu bangunan, dalam hal ini kemah adalah suatu bangunan jika dilihat dari konteks jaman tersebut. Tentu pemilihan material sebagai suatu pondasi merupakan suatu unsur yang signifikan dan mutlak sifatnya, karena itulah Paulus memberikan suatu ilustrasi yang mewakili bagaimana pondasi dari seorang percaya atau kumpulan orang percaya (jemaat).
Secara sistematis material-material tersebut dapat dirangkumkan dalam tabel dibawah ini:
2 Co 3 :12
2 Tim 2:20
Jenis
Dibakar oleh api
Kadar api
Dibakar jadi
Mar 4:4-8
Emas
Emas
Logam Mulia
Memurnikan
Peleburan api dengan suhu yang tinggi
Semakin murni
Tanah yang subur (100 kali lipat)
Perak
Perak
Logam berharga
Sampai batas tertentu Memurnikan
Peleburan api dengan suhu yang tinggi
Murni dalam kadar tertentu
Tanah yang subur (60 kali lipat)
Batu Permata
-
Batu Mulia
Sangat terbatas dalam memurnikan
Kompor (api yang cukup besar dengan suhu yang tinggi)
Murni dalam kadar tertentu
Tanah yang subur (30 kali lipat)
Kayu
Kayu
Kayu
Terbakar secara perlahan
Kompor (api yang cukup besar dengan suhu yang tidak terlalu tinggi)
Abu
Semak Duri
Rumput Kering
Tanah
Tanah
Mudah terbakar
Korek api (api yg sangat kecil)
Abu
Semak Duri
Jerami
-
Tanah
Sangat mudah terbakar
Korek api (api yg sangat kecil)
Abu
Semak Duri

Ketika melihat referensi dari ayat ini, semua commentaries dari E-sword, menyatakan hal yang sama, yaitu tentang pengajaran (teaching) atau pemahaman
2 Co 3 :12
Barnes

RWP
Gill
Emas
Simbol dari kekudusan dan kebenaran ketika hari Tuhan dinyatakan, yang berkaitan dengan ajaran yang sangat bernilai tentang kebenaran dan semua yang menyangkut perasaan, pandangan, opini, kebiasaan, keseharian, dan buah-buah kebenaran yang ada pada individu atau gereja yang akan bertahan dalam pengujian di hari terakhir

-  
Material yang dapat bertahan walau dibakar oleh api
-  
Orang dengan kebiasaan baru
-  
Pengajaran (teaching) yang tidak berbahaya dan mengandung unsur spekulasi untuk dapat disalahpahami (tidak berdasarkan Alkitab)
Secara hakekat sangat berharga dan bernilai, yang mengutamakan kemurnian, kejujuran dan subtansi sehingga menghasilkan daya tahan (dalam artian rohani*) tidak sekedar menjadi kaya namun juga dapat memperkaya orang disekitarnya (dalam artian rohani*) yang menyesuaikan pengajarannya dengan Injil Kristus
Perak
Batu Permata
Batu yang dimaksudkan lebih tepatnya bukan suatu batu permata perhiasan, namun seperti batu pualam atau batu2 atau ornament yang terlihat indah. Makna figurasi batu permata dengan emas atau perak bukan sekedar untuk memberikan perbedaan kualitas, namun yang dapat kita mengerti adalah ; doktrin kebenaran yang dibangun atas azas persatuan dan beberapa pandangan yang bersifat “relatif” yang dikompromoikan untuk kepentingan persatuan

Kayu
Adalah material yang mudah terbakar dibandingkan batu pualam

-  
Material yang tidak bertahan jika dibakar oleh api
-  
Orang dengan kebiasaan lama
-  
Pengajaran (teaching) yang berbahaya dan mengandung unsur spekulasi untuk akan disalahpahami
-  
Pengajaran yang tidak menghiraukan tafsir yang benar, bertentangan dengan kebenaran Firman,
-  
 pengajaran yang suka memutarbalikan kebenaran Firman
Rumput Kering
Dipergunakan untuk bahan atap, bukan sebagai pondasi dari suatu bangunan, yang berarti ; 1.kesalahan pengajaran atau pengjaran yang tidak benar(keliru),  2, ajaran-ajaranya yang mengutamakan seremoni atau penghormatan atau ajaran yang menyimpang.
Akan habis ditelan api pada saatnya nanti
Jerami

Mengapa banyak para hamba Tuhan yang menghubungkan ayat ini dengan pengajaran yang benar dan sehat?
Karena tentu azas-azas tentang keselamatan melalui Kristus sudah disepakati bersama oleh setiap orang percaya, terlepas dari denominasi masing-masing
Namun mengapa menjadi sangat penting ajaran yang sehat dan benar ini untuk sebagai pondasi selanjutnya? Dapat kita bahas selanjutnya dalam seberapa penting atau peran dari materi pondasi tersebut.

seberapa penting materi pondasi tsb
Rasul Paulus menyatakan bahwa konteks ayat ini tidak membahas tentang keselamatan, karena pada ayat ;  1Co 3:15  Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.

Selamat tapi menderita kerugian, kerugian apa yang diderita ketika keselamatan sudah diterima?
Kemudian apa hubungannya dengan pengajaran yang benar dan sehat?
Ketika seseorang percaya dan menerima Yesus Kristus, ia diibaratkan seorang bayi
1Pe 2:2  Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan
Semua orang percaya tanpa terkecuali pasti akan menjadi bayi terlebih dahulu, yang membutuhkan air susu yang murni dan yang rohani, inilah yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus pada 1 co 3:11
1Co 3:11  Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Namun tentu tidak selamanya Tuhan ingin bayi rohani menjadi tetap konsisten sebagai bayi rohani, Tuhan menuntut suatu pertumbuhan, yah Tuhan menuntut suatu pertumbuhan rohani, itu sudah merupakan kodrat dari kerohanian orang percaya
Heb 5:11  Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.

Heb 5:12  Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.

Heb 5:13  Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Heb 5:14  Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Dalam surat Ibranipun dinyatakan bahwa ajaran tentang kebenaran itu bukanlah susu yang murni, susu yang murni masih bicara azas-azas yang sangat dasar yaitu keselematan
Jadi jelas bahwa ajaran tentang keselamatan itu adalah azas dasar atau basis dari pemahaman tentang kebenaran-kebenaran selanjutnya yang sejatinya harus bertumbuh dan harus bermultiplikasi
Heb 6:1  Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,

Heb 6:2  yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Dan betapa pentingnya pengajaran bagi Tuhan, termanifestasi dalam pewahyuan Tuhan kepada Yohanes, dari ketujuh jemaat, Tuhan mempunyai keberatan terhadap 6 jemaat dalam hal pengajaran
Jemaat
Pengajaran
Penjelasan
Jemaat Efesus

Rev 2:6  Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Ada begitu banyak tafsir mengenai ajaran Nikolaus, ada yang menafsirkan Nikolaus sosok pemimpin suatu sekte Kristen waktu itu, ada yang mengkaitkannya dengan Nikolaus penganut agama Yahudi dari Antiokhia (Kis 6:5), namun yang lebih presisi dan sesuai dengan konteks pembahasan saat ini adalah, terjemahan simbolis dari kata "nikao", "to conquer," and Greek, "laos", "the people," yang dapat diartikan suatu pengajaran untuk kepetingan diri sendiri atau kepentingan golongan

Jemaat Pergamus

Rev 2:14  Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.
Rev 2:15  Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.
Setali tiga uang dengan ajaran Nikolaus, ajaran Bileam juga mengunakan karunia Allah untuk kepetingan diri sendiri, fenomena ini sudah ada sejak dulu kala dan salah satu kisah tercatat (Act 8:18  Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka,)
Jemaat Tiatira
Rev 2:20  Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Rev 2:24  Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.

Izebel, adalah sosok manipulatif yang melampaui otoritasnya untuk menyusup dan mencoba mengalihkan pengajaran yang sehat, hal ini sudah terakomodasi pada ajaran teologi liberal, yang memperbolehkan pernikahan sesame jenis, dan hal-hal yang sangat jelas bertentangan dengan Alkitab, namun ditengah pengajaran tersebut masih tinggal orang percaya yang teguh pada pengajaran yang sehat dan sejati
Jemaat Sardis

Rev 3:3  Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Ajaran yang tidak menekankan tentang kewaspadaan dan berjaga-jaga, cenderung mengabaikan prinsip-prinsip kewaspadaan seperti yang tertuang di ayat (Mat 25:1  "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Mat 25:3  Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak)

Jemaat Filadelfia
Rev 3:9  Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.
Ajaran yang cenderung legalistik, formalistic yang terpaku pada peraturan-peraturan buatan manusia itu sendiri hasil dari interprestasinya terhadap kitab suci  (Col 2:23  Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi. )

Jemaat Laodikia
Rev 3:15  Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!

Ajaran yang tidak mengedepankan dinamika kegerakan Tuhan (Rom 12:11  Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.


Seberapa penting materi pondasi tersebut
2 Co 3 :12
Hasil diuji oleh api
Makna Rohani
Konsekuensi
Jerami
Sangat cepat  terbakar seluruhnya
Seluruh apa yang dilakukan selama hidup di dunia sia-sia tidak menghasilkan apapun juga yang tahan uji
Mengalami kerugian, seperti dalam api, tidak mendapat upah
Rumput Kering
cepat  terbakar seluruhnya
Kayu
Terbakar seluruhnya atau sebagian
Hampir keseluruhan yang dilakukan selama hidup di dunia sia-sia, walau masih menyisakan beberapa arti, namun arti tersebut tidak bermakna apapun bagi Tuhan
Batu Permata
Tidak terbakar, namun meninggalkan bekas terbakar
Banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan dari ajaran-ajaran yang sehat dan sejati yang diterima
Mendapat upah, bisa masuk dengan perasaan sudah berbuat bagi kemuliaan Tuhan
Perak
Harus dibakar untuk memurnikan/menguji
Hampir selalu melakukan pekerjaan dari ajaran-ajaran yang sehat dan sejati sehingga dapat diandalkan oleh Tuhan
Emas
Harus dibakar untuk memurnikan
Selalu melakukan pekerjaan dari ajaran-ajaran yang sehat dan sejati sehingga terus bermultiplikasi dalam kehidupan ini
Ketika Tuhan memberikan penekanan melalui para rasulnya tentang ajaran yang sehat dan sejati, berarti hal tersebut sangatlah penting untuk diperhatikan, terlebih lagi ketika pondasi tersebut (ajaran) akan menentukan perbuatan yang akan diuji oleh api suatu saat kelak, dimana sebagai sang Tuan, kita sebagai hamba akan diminta pertanggungjawaban mengenai setiap detik perbuatan yang kita lakukan dari ajaran yang kita terima dan yang bertumbuh dalam hidup kita

pondasi apa yang kita miliki saat ini
Selanjutnya menjadi penting, pondasi apa yang kita miliki saat ini? Bagaimana caranya mengetahui pondasi apa yang kita miliki saat ini?
Pertama ; pastikan diri kita berada dalam suatu komunitas pengajaran yang sangup untuk menilai seberapa haus dan laparnya kita akan Tuhan
Mengapa seberapa haus dan laparnya kita akan Tuhan menjadi tolak ukurnya?
Karena ketika kita kehilangan rasa haus dan lapar akan Tuhan, dan kita merasa sudah “cukup”, disaat itulah sebenarnya kerohanian kita akan meredup dan secara perlahan dan pasti akan mati
Dengan demikian keluarga kerajaan Allah dimana kita bermukim dan bernaung adalah (seharusnya) kumpulan orang-orang yang selalu lapar dan haus akan Tuhan, dan dalam interaksi atau persekutuan tersebutlah rasa haus dan lapar menjadi indikator dari pondasi dari apa yang kita miliki saat ini
Kedua ; bahwa dalam hidup ini akan selalu ada pengujian; semua orang percaya akan diuji, bahkan TUHAN YESUS pun harus mengalami ujian tersebut, tidak ada kemenangan tanpa ada pengujian, dalam arti yang sederhana pengujian itu bisa diartikan “sudah sampai dimana?”
Tentu ujian bagi siswa kelas 1 SD berbeda dengan mahasiswa yang harus mempertahankan thesisnya didepan para penguji, Yusuf mengalami suatu pengujian yang tidak ada relevansinya dengan visi-nya, visi nya ia menjadi seseorang yang berkuasa, namun dia harus melewati suatu kenyataan-kenyataan yang menyakitkan, mau dibunuh oleh saudara sendiri, kemudian dimasukan kelobang dan dijual, menjadi budak di negri orang asing, baru dipromosikan sudah mengalami fitnah dan harus dipenjarakan secara sewenang2, dsb.
Atau Ayub yang sudah hidup saleh setiap hati, harus diuji dengan kematian putra-putrinya, dengan penyakit yang menandakan ia dikutuk, sehingga istrinya pun mengatakan padanya kutukilah Tuhan mu dan matilah, dan para sahabat menjadi salah paham terhadapnya, dsb
Abraham, Yakub, Daud, semua orang percaya pasti akan mengalami pengujian, itu pasti.
Ketiga ; bahwa setiap pengujian dari Tuhan tidak mengenal kata gagal atau berhasil, namun bertumbuh atau tidak bertumbuh
Mungkin karena saat ini kita hidup di dunia yang mengutamakan materi, arti kata gagal atau berhasil menjadi penting bagi setiap kita, tanpa kita sadari sebenarnya pola yang Tuhan lakukan itu berbeda dengan apa yang dinamakan berhasil atau gagal, Tuhan tidak menginginkan keberhasilan atau kegagalan, yang ingin IA lihat adalah pertumbuhan
Gen 22:2  Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Gen 22:7  Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
Gen 22:8  Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

Gen 22:9  Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
Gen 22:10  Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
Gen 22:11  Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
Gen 22:12  Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Cuplikan ayat diatas adalah suatu manifestasi dari bagaimana Abraham sendiri bertumbuh dalam pengenalannya akan Tuhan Allah yang sejati dan benar
Ketika Abraham dijanjikan Allah seorang anak dari Sara, istrinya, pemahaman Abraham masih belum selaras dengan apa yang Tuhan sampaikan kepadanya, terbukti ketika Sara menyodorokan Hagar, hambanya orang Mesir itu menjadi “partner” Abraham dalam berketurunan, Abraham meng-iya-kan tawaran dan alternative Sara yang sebenarnya sudah menyimpang dari maksud Tuhan itu sendiri
Gen 16:2  Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.

Padahal apa yang dijanjikan Tuhan sudah sangat jelas bagi Abraham
Gen 15:3  Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."

Gen 15:4  Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu
Ketika Abraham meminta sesuatu kepada Tuhan, ia kurang mengimaninya, sampai suatu saat Tuhan memperteguh janji-Nya kembali kepada Abraham
Gen 17:19  Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Dan saat Ishak dilahirkan, dapat dipastikan bahwa Abraham mengalami suatu eskalasi (peningkatan) pengenalan akan Tuhan lebih dalam dan lebih kuat, Abraham bertumbuh menjadi pribadi yang telah menikmati dan merasakan ketika Tuhan berjanji IA akan menepati janji-Nya
Pengalaman rohani tersebut membawa bapa Abraham ke suatu dimensi yang  baru, dan memang tidak ada stagnasi, harus selalu bertumbuh
Walau banyak kritikus yang mengkritik cara Allah (dengan alasan moral) dalam menguji Abraham untuk menyembelih Ishak (manusia), namun pada dasarnya mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya itu merupakan repesentasi dari Anak Domba Allah yang disembelih untuk keselamatan dan pemulihan hubungan manusia dengan Allah
Abraham ketika dengan keyakinan menaruh Ishak dan pada detik-detik terakhir tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan, Tuhan sudah menyaksikan pertumbuhan pengenalan Abraham akan DIA
Atau ketika Yusuf dalam proses pengujiannya menyadari bahwa dengan proses tersebutlah, Yusuf punya kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi “kepala bukan ekor”, ketika dalam proses pengujian tersebut Yusuf “mengalir” dalam rencana Tuhan dan percaya bahwa rencana Tuhan itu baik bagi dirinya, dari situ Yusuf dipersiapkan dan belajar banyak hal dalam hidupnya, sehingga ketika bencana kelaparan itu mendekat, visi yang sebelumnya sudah ditaruhkan Tuhan pada diri Yusuf, bertemu dengan momentum dimana Yusuf-lah harus tampil sebagai penuntas permasalahan tersebut sekaligus pengenap visi yang ditaruhkan Tuhan.
Dengan kapasitas dan kesetiaan Yusuf pada rencana Tuhan, dengan tetap mengerjakan tanggung jawab dan fungsinya (job description), Yusuf meniti karir di rumah Potifar, kemudian ketika mengalami kemunduran karir dan harus berakhir dipenjara walau tidak bersalah, ia tetap setia memberikan yang terbaik dari dirinya, sehingga kepala penjara memberikan kepercayaan untuk mengurus perbekalan di penjara (logistic).
Pengujian yang dialami Yusuf secara mata duniawi adalah suatu degradasi karir yang sangat, sudah dipercayakan menjadi orang kedua di rumah Potifar, harus berakhir di penjara dan mulai dari nol atau awal lagi dengan kondisi yang jauh lebih buruk dari sebelumnya, namun dalam skala mikro justru di penjaralah Yusuf mengasah ketrampilan (kapasitas) dalam urusan logistik penjara, dan Yusuf dalam permasahalan ketidakadilannyapun masih bersedia menolong orang lain seperti juru minuman dan juru roti istana.
Seperti yang kita ketahui bahwa bekal dalam skala mikro tersebutlah dan rasa keperduliannya kepada sesama yang akhirnya memberikan satu kesempatan yang memang sudah dirancang oleh Tuhan, untuk menjadi problem solver bagi kegelisahan Firaun, penguasa negri itu, sehingga dalam skala makro, ketika Yusuf dinilai oleh Firaun sebagai orang yang diberikan Tuhan hikmat yang luar biasa, sehingga bisa menterjemahkan makna mimpi Firaun, Yusuf diberikan kesempatan untuk mengatur hajat hidup suatu bangsa dan bangsa2 sekitarnya, pengalamannya di penjara justru merupakan modal utamanya untuk memiliki ketrampilan mengatur logistic perbekalan suatu bangsa dan bangsa2 sekitarnya
Sehingga dengan manis Yusuf menutup kisah pengujian dirinya, ketika ia menyadari dan mengerti mengapa ia harus melewati pengujian yang begitu berat untuk ditanggung
Gen 45:5  Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Gen 45:6  Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
Gen 45:7  Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
Gen 45:8  Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.

Gen 50:20  Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Dari ketiga hal tersebut, jika dibangun suatu indikator sistematis untuk membantu diri kita menilai sejauh atau sudah sampai dimana kita, tabel dibawah ini dapat membantu sebagai alat evaluasi diri
Key question
Rasa haus dan lapar akan Tuhan
Pengujian
Pertumbuhan lewat pengujian
Indikator
Seberapa intensifnya kita membaca dan belajar Firman
Semakin haus dan lapar semakin intensif  (Maz 42:2, Maz 63:1, Maz 143:6, Mat 5:6, Maz 107:9)
Ketika di uji, Firmanlah yang menjadi counternya (Mat 4:4-10, Rom 10:17)
Ketika diuji ada rhema dari Firman Tuhan yang teraktualisasi karena pengujian tersebut (Rom 5:4, 2 Kor 9:13, Ibr 4:2)
·    
Punya Rutinitas dalam membaca Firman
·    
Disiplin dalam belajar Firman
·    
Pertambahan pemahaman
·    
Indeks referensi Firman
Seberapa intensifnya kita berdoa dan menyembah Tuhan
Doa penyembahan adalah suatu perwujudan rasa haus dan lapar akan Tuhan (Maz 5:3, Mat 6:6, Mar 6:46, 1 Tes 3:10)
Dalam menghadapi pengujian, doa adalah perisai dari anak panah si jahat (Ef 6:16-20, Ayub 42:10, 2 Raj 20:1-10)
Doa yang intens dan penuh pengharapan akan melahirkan pertumbuhan melalui proses pengujian, atau doa yang berkuasa atas tantangan ( 2 Kor 13:5-7, Yak 5:13-18)
·    
Punya Rutinitas dalam berdoa
·    
Disiplin dalam jam doa
·    
Punya Pokok-pokok Doa
·    
Kesenangan Lagu Pujian & Penyembahan
Seberapa sering kita mengucap syukur dalam segala perkara
Doa adalah sarana dalam mengucap syukur sebagai bentuk rasa haus dan lapar akan Tuhan (Fil4: 6-7, 1 Tim 2:1)
Dalam pengujian mengucap syukur di setiap perkara adalah sumber kekuatan untuk menghadapi pengujian tsb (Mat 26:27-31, Kol 4:2)
Pengujian akan menghasilkan pertumbuhan jika ada ucapan syukur yang mengalir walau masih belum bisa diketahui akhirnya (Ef 4:15, Kol 3:17)
·    
Memiliki kebiasaan untuk bersyukur
·    
Mengingatkan orang lain untuk selalu bersyukur

Seberapa sering kita bersaksi sebagai Surat Kristus yang terbuka
Kesaksian sebagai surat Kristus yang terbuka merupakan suatu manifestasi dari rasa haus dan lapar akan Tuhan (2Kor 3:2-3)
Kesaksian sejati adalah ketika dalam pengujian orang percaya tampil lebih dari pemenang          (Rom 8:35-39)
Setiap pengujian akan menghasilkan pertumbuhan ketika kesaksian hidup tsb mengerjakan kesempurnaan bagi orang percaya (Yak 2:22-26, Fil 3:10-15)
·    
Memiliki kebiasaan untuk bersaksi
·    
Suka mendengar kesaksian orang percaya lainnya

siapa yang membantu meletakan pondasi selama ini
Rasul Paulus memberikan suatu pemahaman mengenai bagaimana seseorang dapat bertumbuh dalam kebenaran untuk mencapai kesempurnaan
1Co 3:6  Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
1Co 3:7  Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
1Co 3:8  Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.
1Co 3:9  Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Pihak pertama dan mutlak yang meletakan pondasi adalah Tuhan Allah sendiri, tidak bisa tidak perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Allah menjadi pondasi awal dari proses pertumbuhan setiap orang percaya
Sebagai bangunan Allah atau ladang Allah, atau sebagai bayi rohani, setiap orang percaya akan mengalami pembentukan dan proses,  karena kita bukanlah anak-anak gampang
Heb 12:5  Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
Heb 12:6  karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Heb 12:7  Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Heb 12:8  Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

Setiap orang percaya akan dididik oleh Tuhan melalu setiap peristiwa, ujian ataupun proses dalam kehidupan ini, tidak ada yang tidak mengalaminya
Kemudian pihak kedua dalam proses peletakan pondasi tersebut adalah orang yang secara kerohaian lebih dewasa dari kita, dalam konteks ayat diatas, Paulus mengibaratkan ia yang menanam dan Aplolos yang menyiram
Lingkungan dimana kita dapat menemukan dan berkomunikasi serta berinteraksi dengan seseorang yang secara kerohanian lebih dewasa dibandingkan kita, itu mutlak. Tanpa ada seseorang yang dapat membimbing atau memberikan kita pengertian, ada kecenderungan untuk setiap manusia walaupun sudah menjadi percaya menjadi “liar” dan “tidak terkendali”.
Orang tersebut dapat kita temui di gereja, dikantor di sekolah atau dimanapun juga, namun alangkah baiknya jika memang orang tersebut sudah lama kita kenal dan memang secara kerohanian (baik pengetahuan dan sikap) jauh lebih rohani dibandingkan kita sendiri
Bahkan seorang Pauluspun memerlukan bimbingan ketika ia menjadi orang percaya, dan lewat proses baru kemudian ia menjadi seorang rasul.
Dalam fungsi pelayanan gereja mungkin dikenal sebagai suatu sistem sel untuk bertumbuh bersama, atau mentoring atau fathering, dimana seseorang yang kerohanian yang lebih dewasa memimpin orang percaya untuk bertumbuh dalam pengertian dan pemahaman yang hakiki dan subtansi

Selanjutnya pihak-pihak yang lain yang dapat memberikan pengaruh kepada pertumbuhan kerohanian kita, juga menjadi penting artinya, kawan-kawan dekat atau lingkungan dimana kita lebih banyak menghabiskan waktu juga dapat digunakan sebagai suatu indikator dimana kita meletakan pondasi dari pertumbuhan kita, apakah kita yang lebih banyak dipengaruhi atau kita yang menjadi pengaruh?
Dan yang paling utama sebagai penentu siapa yang membantu meletakan pondasi pertumbuhan tsb, adalah diri kita sendiri.
Seberapa jauh kita rela dibentuk, diproses, merendahkan hati untuk dipimpin dan untuk diatur oleh Tuhan dan oleh orang-orang yang dipercayakan-Nya hadir dihidup kita untuk membimbing kita, akhirnya kita sendiri yang menentukan siapa saja yang kita ijinkan untuk meletakan pondasi pertumbuhan tsb

bagaimana memiliki pondasi emas
Menjadi suatu pertanyaan yang kritis ketika, mengapa harus memiliki pondasi emas? Bukankah pondasi batu permata (batu pualam) atau perak sudah cukup?

Tentu dapat kita memahami untuk seseorang yang kita cintai dan sayangi kita selalu mengusahakan yang terbaik bagi orang tersebut, kalau bisa memberikan emas tentu kita akan mengusahakan emas terlebih dahulu daripada memikirkan perak

Tuhan selalu menginginkan yang terbaik dari setiap anak-anaknya

Exo 23:19  Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kaubawa ke dalam rumah TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam susu induknya."

Walau sering kita memberikan sekedar sisa-sisa, seperti sisa-sisa waktu kita, ketika tidak sibuk atau sebagainya

Padahal kebiasaan untuk memberikan yang terbaik bagi orang lain, itu merupakan wujud pelayanan sejati yang termanifestasi dari kemurnian kasih dan sayang dari hati kita yang paling dalam

Yesus Kristus sudah memberikan yang terbaik dari Diri-Nya, dan IA pun menginginkan demikian dari sahabat-sahabatnya

Sepanjang kita masih tidak mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan, sepanjang itu pula Tuhan bukan menjadi prioritas utama dalam hidup kita, ada berhala-berhala lain yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita dan yang palin tahu tentu diri kita masing-masing



Rev 3:18  maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Rev 3:19  Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Kemudian bagaimana memiliki pondasi emas
Pertama ; milikilah dan terus peliharalah rasa haus dan lapar akan Tuhan, itu merupakan suatu nyala api pada obor kehidupan kerohanian kita, jika mulai padam dan mengecil, itu saatnya kita berbenah diri agar rasa haus dan lapar akan Tuhan tetap terpelihara
Kedua ; milikilah suatu kebiasaan atau sistem dalam berdoa yang rutin, membaca Firman secara rutin, belajar Firman secara berkala, mempunyai jam doa penyembahan yang berkualitas, semua itu menyangkut pendisiplinan secara pribadi dan dapat dilakukan secara mandiri
Ketiga : milikilah dan bangunlah suatu relasi dimana kita dapat bertumbuh bersama, seperti dalam kelompok sel, kelompok belajar Alkitab, relasi kepada kakak rohani atau ibu rohani atau bapak rohani dalam suatu relasi mentoring atau fathering, sehingga pertumbuhan kerohanian kita dapat terus berkembang baik dari sisi pengetahuan dan sikap hidup
Keempat ; milikilah suatu kebiasaan untuk tetap rendah hati dan tidak menjadi sombong ketika dalam perjalanan kerohanian kita, Tuhan melakukan banyak perkara besar dalam atau melalui hidup kita, menjadi anak kecilah selalu yang memang tidak mengejar kepuasan eksistensi atau pengakuan orang lain tetang seberapa hebatnya kerohanian kita (baik dalam pengetahuan dan sikap hati)
Kelima ; milikilah suatu sikap introspeksi setiap saat, dan sikap pembelajar yang memang senang dan terus ingin belajar kebenaran Firman Tuhan, karena dengan demikian rasa haus dan lapar akan Tuhan akan semakin “menjadi-jadi” karena begitu lebar, luas, dalam dan panjangnya dimensi kasih-Nya dan kebenaran-Na untuk dapat kita salami

Psa 1:1  Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
Psa 1:2  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Psa 1:3  Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Semoga bisa menjadi berkat

No comments:

Post a Comment