Selamat Datang di Blog Yang Sederhana Ini..Semoga menjadi Berkat Bagi Sobat dan Keluarga....AMEN..!!

HIDUP UNTUK YESUS MATI UNTUK KEUNTUNGAN

”Hidup bagi Kristus, mati adalah keuntungan”

Beberapa bulan terakhir ini media masa baik cetak maupun elektronik memberitakan beberapa orang yang nekad, melakukan bunuh diri. Berbagai cara dilakukan untuk melakukan perbuatan yang tragis itu. Ada yang melompat dari bangunan gedung tinggi, menggantung diri, minum racun serangga, dan mungkin cara yang lain. Pokoknya mereka menempuh jalan pintas untuk mencapai kematian. Alasannya macam-macam. Kesulitan ekonomi, aib karena hamil tanpa suami, putus asa karena diberhentikan dari pekerjaan, bahkan hanya karena tidak dibelikan motor orang tuanya. Pelakunyapun dari berbagai lapisan masyarakat, dari yang berpendidikan maupun yg tidak. Profesinya juga macam-macam siswa, mahasiswa, tukang ojek, bahkan ada juga yang pendeta. Pendeta? Ya disebuah majalah luar negeri yang disadur dalam bahasa Indonesia, ada seorang pendeta yang menderita penyakit alzaimer, itu penyakit pikun yang sangat parah, yang membuat tangan selalu gemetar, membuat ia putus asa. 

Tak sanggup menerima kenyataan ini pendeta yang berasal dari Jerman itu menjalani  euthanesia, yaitu hak untuk menentukan kematiannya yang di negara Belanda diberlakukan. Melalui tangan dokter, pendeta itu meninggal dengan tenang, setelah minum obat yg membuatnya tidur berkepanjangan.
Yang sedang rame jadi berita adalah bunuh diri karena merasa apa yang dilakukan benar menurut agamanya, yaitu berjihad. Dengan  harapan masuk sorga, para penganut agama yang radikal berhaluan keras ini rela bunuh diri bersama bom dan para korbannya, tanpa memikirkan akibat tragis yang menimpa dirinya ataupun orang lain. Pokoknya bagi mereka yang mencari jalan kematiannya menurut  keinginannya sendiri pasti tidak lagi menghargai kehidupan yang menurutnya sudah tidak punya arti.
Tetapi bagi kita orang percaya, kematian dan kehidupan adalah anugerah. Rasul Paulus mengatakan dalam Filipi 1 : 21 - ”Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan”.
Walaupun orang itu hidup, tetapi kalau hidup tanpa Kristus, itu juga hidup yang tidak berarti, sama halnya dengan konsep orang yang bunuh diri itu tadi. Karena itu Yesus sudah memberikan contoh, bahwa hidup atau mati harus punya arti. Ketika Ia hidup, Ia melakukan semua kebaikan, dan hidup-Nya sangat berguna bagi orang banyak. Ketika Ia mati, kematian-Nyapun teramat sangat berarti karena mengalahkan maut, untuk menebus manusia dari dosa. Lalu Dia hidup dan bangkit lagi. Sangat spektakuler, karena selama 40 hari Dia mengadakan pertemuan–pertemuan yang efektif dengan para murid-Nya untuk meneguhkan mereka menjalani hidup menjadi saksi-Nya. Kemudian setelah tiba waktunya untuk naik ke sorga dan disaksikan banyak orang, orangpun semakin tahu, bahwa Dia tetap hidup sampai sekarang untuk menyediakan tempat buat kita.
Contoh sudah ada, tentang makna hidup dan mati yang diberikan Kristus bagi kita. Mungkin saat ini kita hidup tidak berbahagia. Sakit yang tidak sembuh-sembuh, masalah ekonomi yang menghimpit, PHK yang sangat mengerikan, atau bahkan cobaan yang berat datang bertubi-tubi, nyaris tak kuat menanggungnya.
Memang itulah warna kehidupan. Berdoa sudah, berpuasa oke, ibadah tak pernah putus, menjalani Firman sudah dilakukan. Tetapi tetap masalah-masalah berat itu bak Romeo dan Yuliet, tak pernah terpisahkan kecuali kematian. Tetapi ingatlah segala sesuatu ada batasnya di dunia ini. Marilah kita terus bertekun dengan berbuat baik, tetap mengiring Tuhan, jangan putus asa. Seperti Yesus yang mati di kayu salib, akan berakhir dengan kebangkitan dan kemenangan, begitu juga dalam masalah yang kita hadapi, akan berakhir dengan kemenangan asal kita setia  sampai mati seperti  Kristus. 
Bagi orang lain barangkali masalah mati adalah masalah yang menakutkan, mengerikan dan menyedihkan. Bisa jadi. Tetapi semua itu harus bisa diatasi karena janji-Nya dalam Firman-Nya adalah segala sesuatu 'indah pada waktunya.' Kita tunggu saja waktu yang indah itu, meski waktu untuk menunggu itu terkadang tidak indah. Paskah memang bukan hanya diperingati, tetapi untuk direnungkan dan diteladani tentang kematian dan kehidupan. Hidup ini sangat berharga, kalau saja kita bisa memberi makna kehidupan bagi Tuhan dan orang lain. Yesus sudah mati dan bangkit bagi kita. Sekarang kita hidup, entah sampai kapan. Sang maestro penyair Indonesia dalam syairnya menulis. “Aku ingin hidup seribu tahun lagi, sudah itu mati“. Kita tak mungkin hidup seribu tahun kan? Bukan persoalan berapa lama kita hidup. Tetapi sesudah mati, lalu apa? Andalah yang menjawabnya setelah membaca tulisan ini.

No comments:

Post a Comment